Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

√Analisis Puisi “Richard Cory” Karya Edwin Arlington Robinson ~ CPBI

Analisis Puisi “Richard Cory” Karya Edwin Arlington Robinson - Sedang mempelajari tentang Bahasa Inggris? Menarik memang bila kita mengupas tentang bahasa yang satu ini, karena bahasa inggris merupakan bahasa Internasional, hingga siapapun tertarik untuk mempelajarinya. Nah dikesempatan yang indah ini Cepat Paham Bahasa Inggris (CPBI) akan coba mengupas mengenai "Analisis Puisi “Richard Cory” Karya Edwin Arlington Robinson" yang mungkin saja saat ini sedang Anda cari.

Namun sebelum kita masuk ke pembahasan, ada baiknya saya menyapa sobat pembaca semuanya. Bagaimana kabar kalian? Semoga sehat dan bahagia selalu. Kami ucapkan selamat datang di situs Cepat Paham Bahasa Inggris. Sebuah situs sederhana yang menyediakan informasi gratis untuk siapapun yang ingin mempelajari bahasa inggris secara lebih serius. Nah, langsung ke pembahasannya saja yuk?.

Uraian Lengkap Analisis Puisi “Richard Cory” Karya Edwin Arlington Robinson

Analisis Puisi “Richard Cory” Karya Edwin Arlington Robinson


Pada kesempatan kali ini IBI akan abahas puisi yan berjudul ‘Richard Cory’  karya Edwin Arlington Robinson. Mari kita simak bersama.

Richard Cory

Whenever Richard Cory went down town,
We people on the pavement looked at him:
He was a gentleman from sole to crown,
Clean favored, and imperially slim.

And he was always quietly arrayed,
And he was always human when he talked;
But still he fluttered pulses when he said,
“Good-morning,” and he glittered when he walked.

And he was rich – yes, richer than a king –
And admirably schooled in every grace:
In fine, we thought that he was everything
To make us wish that we were in his place.

So on we worked, and waited for the light,
And went without the meat, and cursed the bread;
And Richard Cory, one calm summer night,
Went home and put a bullet through his head.

     By.Edwin Arlington Robinson


Analisis Puisi "Richard Cory" Karya Edwin Arlington Robinson
Analisis Puisi “Richard Cory” Karya Edwin Arlington Robinson

 

”Richard Cory” adalah sebuah puisi naratif yang ditulis oleh Edwin Arlington Robinson. Puisi ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1897. Puisi  ini tetap menjadi salah satu puisi paling populer dan anthologized Robinson. Puisi ini menggambarkan orang yang kaya, berpendidikan dan dikagumi oleh orang-orang di kotanya. Meskipun semua ini, ia fatal tunas dirinya sendiri.

Analis puisi

RICHARD CORY.

Bait 1.

Whenever Richard Cory went down town,
we people on the pavement looked at him;
he was gentleman from sole to crown;
clean favored, and imperially slim.

Pada bagian ini describe richard cory dari segi fisiknya. Dari kata “we people on the pavement look at him” adalah penjelasan siapakah speaker itu. So speaker –here- is people (banyak orang).

Makna denotasi dan konotasi.

1. terdapat pada bagian ‘from sole to crown’. Word ‘sole’ : denotasi = alas kaki. Secara konotasi ini bisa menyiratkan bahwa mungkin richard cory menganakan alas kaki yang tidak di punyai orang lain, something expensive. Word ‘crown’, secara denotasi adalah mahkota. Penggambaran mahkota ini merujuk pada kebangsawanan seorang richard cory.

2. ‘clean favored and imperially slim’. Clean favored merujuk pada tingkah laku orang-orang terhormat, seperti raja. ‘imperially’ makna denotasinya yakni penjelasan bahwa richard cory bisa jadi memiliki sebuah daerah kekuasaan.

Bait 2.

And he was always quietly arrayed,
and he was always human when he talked,
but still he fluttered pulses when he said,
“good morning” and glittered when he walked.

Bagian ini describe richard cory melalui tindakan. Bagaimana segala hal tentang richard cory di anggap isimewa. Dalam kata ‘glittered’ merujuk pada apa yang di pakai richard cory selalu mengkilau, atau bersinar.

Bait 3.

And he was rich –yes richer than a king-
and admirably schooled in every grace,
in fine, we thought that he was everything,
to make us wish that we were in his place.

Stanza ini merupakan puncak dari penggambaran richard cory, yang semua people ingin seperti dirinya. Kalimat “we thought that he was everything. To make us wish that we were in his place” menyatakan keinginan orang-orang seperti richard cory yang sempurna.

Bait 4.

So on we worked and waited for the light,
and went without the meat, and cursed the bread;
and Richard Cory, one calm summer night,
went home and put a bullet through his head.

Stanza terakhir ini menggambarkan sebuah paradoks. Di mana orang-orang menanti harapan ‘waited for the light’, sementara richard cory mengakhiri hidupnya ‘put a bullet through his head’. Lebih jelasnya paradoks yang ingin di sampaikan adalah bagaimana kehidupan richard cory yang sempurna menjadi impian orang-orang, sementara bagi richard cory sendiri, kehidupan itu tidak cukup baginya.


Demikian penjelasan tentang materi yang dibagikan pada kesempatan kali ini yaitu materi tentang analis puisi Richard Cory. Semoga apa yang sudah disampaikan dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan belajar bahasa inggris sobat IBI semua.


Referensi Materi Lainnya dari IBI yang wajib kita ketahui :

The post Analisis Puisi "Richard Cory" Karya Edwin Arlington Robinson first appeared on IBI ( IlmuBahasaInggris.Com ).

Itulah pembahasan tentang Analisis Puisi “Richard Cory” Karya Edwin Arlington Robinson yang bisa kami sampaikan untuk Anda semuanya. Kami harap uraian diatas bisa menambah wawasan untuk kita semua, terlebih untuk Anda yang saat ini sedang mencarinya. Tak lupa kami haturkan banyak terima kasih karena sudah menyempatkan waktu mampir ke situs cepatpahambahasainggris. blogspot. com dan membaca ulasan diatas hingga selesai. Sampai jumpa di pembahasan kami selanjutnya dan jangan lupa bahagia.

Post a Comment for "√Analisis Puisi “Richard Cory” Karya Edwin Arlington Robinson ~ CPBI"